madtechventures.com

madtechventures.com – Ketika demonstrasi di Nabire, Papua Tengah, berubah menjadi kekacauan, polisi melaporkan insiden penganiayaan terhadap seorang wanita dan pembakaran rumah milik seorang marbut masjid oleh massa.

Keterangan Resmi Kapolres Nabire

AKBP Wahyu S. Bintoro, Kapolres Nabire, mengkonfirmasi pada tanggal 5 April 2024 bahwa sebuah rumah di Kompleks Jayanti telah menjadi sasaran amuk massa. Tanggapan cepat dari pihak kepolisian menghasilkan penangkapan pelaku, yang saat ini sedang diinterogasi untuk menentukan motivasi di balik tindakan mereka.

Tindak Lanjut dan Penyelidikan

Dalam upaya menegakkan hukum, AKBP Wahyu menyampaikan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memahami alasan di balik insiden pembakaran. Operasi pengejaran telah dilaksanakan, berhasil menangkap beberapa pelaku yang berusaha melarikan diri.

Eskalasi Kekerasan Demonstrasi

Lebih lanjut, AKBP Wahyu mengungkapkan bahwa masa aksi terlibat dalam perbuatan anarkistis, termasuk membakar rumah meskipun mengetahui terdapat marbut di dalamnya. Upaya pemadaman api dengan mobil water cannon dilakukan, namun tidak berhasil menyelamatkan rumah dari kehancuran.

Konteks dan Respon Kepolisian Terhadap Demonstrasi

Demonstrasi yang terjadi di enam lokasi di Nabire, termasuk Kompleks Jayanti, digambarkan sebagai aksi yang tidak memiliki izin resmi dan berujung pada perilaku merusak. Meski diberi kesempatan untuk membubarkan diri, massa justru meningkatkan intensitas kekerasan mereka yang menyebabkan polisi mengambil tindakan tegas.

Laporan Pemerkosaan Selama Pembubaran Massa

Tragedi lebih lanjut terungkap saat seorang wanita menjadi korban kekerasan seksual oleh pelaku di tengah kekacauan. Dia dihentikan saat berkendara, ditahan, dan diperkosa pada siang hari ketika pihak kepolisian berusaha membubarkan demonstrasi.

Insiden yang terjadi selama demonstrasi di Nabire adalah peringatan tentang betapa cepatnya aksi protes dapat berubah menjadi aksi kekerasan dan kejahatan. Kebakaran, penganiayaan, dan pelanggaran hak asasi manusia menunjukkan kebutuhan mendesak untuk penanganan yang bijaksana dan responsif dari otoritas terhadap demonstrasi yang tidak terkendali.