madtechventures.com

madtechventures.com – Terjadi peningkatan kasus dan kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun 2024, dengan laporan yang menunjukkan angka kematian melebihi seratus orang.

dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), menanggapi klaim yang beredar mengenai agresivitas nyamuk Aedes aegypti yang dipengaruhi oleh program nyamuk berwolbachia, menegaskan bahwa tidak ada korelasi langsung antara dua fenomena tersebut.

Gejala yang dihadapi oleh individu yang tergigit oleh nyamuk Aedes aegypti, baik di wilayah yang telah maupun belum terintegrasi dengan nyamuk berwolbachia, tetap konsisten dan serius, termasuk demam tinggi dan komplikasi berat seperti pendarahan.

Program pelepasan nyamuk berwolbachia di beberapa kota belum mencapai efektivitas yang diharapkan. Ini dikaitkan dengan tantangan sosialisasi dan penerimaan masyarakat, serta kendala administratif seperti penandatanganan nota kesepakatan yang tertunda.

Di beberapa wilayah seperti Semarang, Bontang, Kupang, dan Bandung, program baru terlaksana di beberapa kecamatan atau kelurahan saja. Dirjen Maxi menekankan bahwa konsentrasi nyamuk Aedes aegypti berwolbachia di alam masih di angka 20 persen, jauh dari target 60 persen.

Diungkapkan bahwa penurunan signifikan dalam kasus DBD akan mulai terlihat setelah nyamuk berwolbachia mencapai populasi yang memadai, dengan referensi pada hasil positif yang dicapai di Kota Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk mengadopsi strategi 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yang meliputi menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, sebagai langkah pencegahan DBD yang komprehensif.

Dengan munculnya kasus DBD yang meningkat di awal 2024, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menanggapi dengan memberikan klarifikasi dan menjabarkan status dari program nyamuk berwolbachia. Meskipun ada tantangan dalam implementasi program, contoh sukses di Yogyakarta menunjukkan potensi penurunan kasus yang signifikan. Pendekatan pencegahan yang multipronged, termasuk PSN dengan 3M Plus, terus ditekankan untuk mengendalikan penyebaran DBD.