https://madtechventures.com/

Kalau kita bicara soal budaya Indonesia, pasti banyak banget hal yang bisa dibanggakan. Mulai dari keberagaman suku, bahasa, sampai tradisi-tradisi unik yang mungkin nggak bakal ditemuin di negara lain. Salah satu budaya yang selalu jadi highlight adalah gotong royong. Sebuah konsep sederhana yang sebenarnya punya makna mendalam: bekerja sama, saling membantu, tanpa pamrih demi kepentingan bersama. Sayangnya, budaya ini sekarang mulai terasa… luntur. Kenapa ya bisa begitu?

Apa Itu Gotong Royong?

Sebelum ngomongin kenapa budaya ini mulai memudar, yuk, kita ingat-ingat lagi sebenarnya apa sih gotong royong itu. Buat sebagian orang, istilah ini mungkin sering didengar waktu pelajaran PKN di sekolah. Gotong royong adalah bentuk kerjasama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Biasanya, ini terlihat saat ada acara-acara kampung seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, membangun fasilitas umum, atau membantu tetangga yang sedang mengadakan hajatan.

TRISULA 88

Dulu, semangat gotong royong terasa banget. Setiap warga turun tangan, nggak peduli status sosial atau kesibukan masing-masing. Ada rasa kekeluargaan yang kuat karena semua dilakukan bareng-bareng. Tapi, seiring berjalannya waktu, apakah masih seperti itu?

Kenapa Mulai Luntur?

Perubahan zaman memang nggak bisa dihindari. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan gaya hidup membuat banyak hal ikut bergeser, termasuk budaya gotong royong. Ada beberapa hal yang bikin budaya ini mulai memudar:

  1. Individualisme Meningkat
    Sekarang, banyak orang lebih fokus pada urusan pribadi. Semua serba cepat, serba instan, sampai-sampai interaksi sosial pun mulai berkurang. Orang jadi lebih nyaman menyelesaikan masalah sendiri atau menyerahkannya ke pihak profesional daripada bergotong royong bersama warga lain.

  2. Urbanisasi
    Perpindahan masyarakat dari desa ke kota juga berpengaruh besar. Di kota, kehidupan cenderung lebih sibuk dan terkesan “asing”. Jarang ada waktu untuk sekadar kenal tetangga, apalagi mengadakan kerja bakti. Berbeda dengan di desa yang warganya masih saling mengenal erat.

  3. Perubahan Pola Pikir
    Beberapa orang mulai menganggap gotong royong sebagai sesuatu yang “kuno”. Padahal, esensi dari gotong royong sendiri justru sangat relevan dengan kehidupan modern—kebersamaan dan saling membantu demi kepentingan bersama.

  4. Kurangnya Kesadaran Sosial
    Dengan teknologi yang makin canggih, kita jadi lebih sering berinteraksi melalui layar daripada bertatap muka langsung. Ini membuat rasa kebersamaan perlahan terkikis.

Apa Dampaknya?

Lunturnya budaya gotong royong tentu punya dampak yang cukup terasa. Salah satunya adalah berkurangnya rasa kebersamaan dan solidaritas di tengah masyarakat. Masalah lingkungan seperti sampah, banjir, atau bahkan masalah sosial jadi lebih sulit diatasi karena minimnya kerjasama antarwarga. Selain itu, hubungan antarindividu jadi lebih renggang karena kurangnya interaksi sosial secara langsung.

Bisa Nggak Kita Menghidupkan Lagi Budaya Ini?

Jawabannya: tentu bisa! Meski zaman sudah berubah, nilai-nilai gotong royong tetap bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hal kecil yang bisa dilakukan, misalnya:

  • Mengikuti kegiatan lingkungan seperti kerja bakti atau pengajian warga.

  • Membantu tetangga yang sedang kesulitan, meskipun hanya dengan hal-hal sederhana.

  • Menginisiasi kegiatan sosial di lingkungan sekitar, seperti berbagi makanan saat bulan Ramadan atau gotong royong membersihkan fasilitas umum.

Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan teknologi untuk mengorganisir kegiatan gotong royong secara lebih efektif. Misalnya, membuat grup komunikasi khusus warga untuk koordinasi kegiatan bersama.

Menjaga Warisan, Menjaga Kebersamaan

Gotong royong bukan hanya sekadar tradisi, tapi juga identitas kita sebagai bangsa yang dikenal ramah dan penuh solidaritas. Jangan sampai budaya ini hanya jadi cerita masa lalu. Mulailah dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari lingkungan terdekat. Karena pada akhirnya, kebersamaan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan harmonis.

Jadi, masih mau diam saja atau mulai menghidupkan lagi semangat gotong royong? 😉